cara penjajian kopi luwak




pisau

Pisau adalah untuk memotong atau membelah sebuah benda seperti ikan, daging, kayu dan lain sebagainya. Pisau terdiri atas dua bagian utama, yaitu gagang atau pegangan pisau dan bilah pisau. Bilah pisau pada umumnya terbuat dari bahan logam pipih yang tepinya dibuat tipis sehingga menjadi tajam; tepi yang tajam inilah disebut mata pisau yang di gunakan untuk memotong. Pegangan pisau pada umumnya berbentuk pipih dan memanjang supaya dapat digenggam dengan tangan. Bentuk umum pisau hampir sama dengan pedang, perbedaanya adalah bilah pedang berukuran lebih panjang daripada bilah pisau. Bila pisau terlalu kecil jika untuk memotong sesuatu, kapak atau gergaji mungkin diperlukan. Ada beragam jenis pisau bergantung pada kegunaannya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya. Pisau cukur Pisau bedah Pisau dapur Pisau lipat dan pisau besar yang biasa di gunakan oleh petani untuk memotong kayu bakar dan merempel tanaman kopi,
Di pagaralam pisau di buat dengan ukuran lebih besar, pisau tersebut cukup tajam sehingga bisa di gunakan untuk menebang pohon sebesar paha orang dewasa. Dan kelebihanya sangat berbeda dengan pisau stenliss, pisau tersebut dibuat oleh pandai besi yang berpengalaman sehingga tidak mudah tumpul, di beri gagang dari kayu, dan sarungnya pun dari kayu, anda bisa mendapatkan pisau tersebut dengan harga Rp.150.000,- di sini
Harga tersebut di luar biaya kirim,
Untuk pemesanan pisau hubungi pirdianus hp 085273375734
pisau tajampisau bajajual pisauharga jual pisaupisau

hotel

Hotel konon berasal dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut semenjak akhir abad ketujuhbelas. Hostel atau hotel bermakna, "tempat penampungan untuk pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia makanan dan pondokan untuk umum". Jadi, pada awalnya hotel memang dibuat untuk melayani masyarakat. Tak aneh jika di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dizaman dulunya mirip dengan pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya pengguna jasa, layanan makan dan inap ini mulailah meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut biaya. Sementara itu bangunan dan juga kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa supaya membuat tamu betah. Walupun demikian, selama bertahun-tahun standar layanan hotel tidak banyak berubah. Hingga pada tahun 1793, ketika City Hotel dibangun di cikal bakal diwilayah kota New York. City Hotel itulah menjadi pelopor pembangunan sebuah penginapan gaya baru yang sangat fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tidak hanya mementingkan letaknya yang strategis. Tetapi juga pemikiran bahwa hotel adalah tempat istirahat yang cukup mumpuni. Jadi, tidak ada salahnya didirikan di tepi kota. Setelah itu, bermunculan hotel-hotel legendaris baru seperti Tremont House (Boston, th 1829) yang puluhan tahun dianggap salah satu tempat paling top di negara Amerika Serikat (AS). Tremont juga bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di kota New York, pada tahun 1836. Waktu itu, hotel modern sangat identik dengan perkembangan lalu lintas dan juga tempat beristirahat. Ketika pembangunan jaringan kereta api tengah gencar-gencarnya, hampir di setiap perhentian (stasiun) ada bangunan hotel. Kamar-kamar Hotel Renaissance Ohio Maksudnya jelas untuk mengakomodasi orang-orang yg baru saja bepergian dgn kereta api. Karena dimasa itu naik kereta api cukup melelahkan, hotel-hotel pun "dipersenjatai" dengan berbagai hiburan pelepas penat. Hotel-hotel jenis ini, diembeli-embeli dgn kata "transit", karena memang ditujukan untuk para musafir. Seiring dgn perkembangan teknologi dan semakin luasnya jangkauan angkutan darat (apalagi setelah ditemukannya kendaraan bermotor), dikawasan sekitar rel kereta api tidak lagi menarik minat para investor. Orang-orang kemudian lebih memilih jalan- jalan pakai mobil daripada kereta. Kepopuleran hotel transit akhirnya tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan dari kata "motor hotel" yang sama artinya dengan tempat peristirahatan bagi para pengendara kendaraan bermotor. Hotel kapsul di kota Osaka, Jepang. Kejayaan motel tidak berlangsung lama. Seiring semakin pesatnya perkembangan kota, berakhir pulalah era motel. Terutama dikarenakan letaknya yang agak di pinggiran kota dan fasilitasnya yang kalah bagusnya dengan hotel di setiap pusat kota. Kalaupun terpaksa untuk bermalam di kawasan pinggiran, motel mesti bersaing dgn hotel resort, yang tumbuh di tempat- tempat peristirahatan. Selain hotel dan resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era tahun 1990-an tidak kalah hebatnya. Sebut saja extended-stay hotel, khusus untuk tamu yang memerlukan tempat menginap setidaknya lima malam. Sedangkan para pelaku bisnis yang mesti bernegosiasi di negri atau kampung orang, dapat mencari hotel apartment. Di Amerika, ada dua jenis hotel jenis ini berkembang sangat pesat. Di Indonesia sendiri, kata hotel selalu dikonotasikan sebuah bangunan penginapan yang mahal. Pada Umumnya di negara Indonesia dikenal hotel berbintang, hotel melati yang tarifnya terjangkau tapi hanya menyediakan tempat sarapan pagi dan menginap, serta guest house baik yg dikelola sebagai usaha swasta (sebagaimana halnya hotel melati) atau mess yg dikelola oleh perusahaan untuk tempat menginap para tamu yg ada kaitannya dgn kegiatan atau pun urusan perusahaan. Klasifikasi kualitas dan biaya hotel biasanya berdasarkan jangkauan dan juga tipe pelayanan yg tersedia. Dikarenakan kenaikan besar- besaran dalamturisme seluruh dunia, selama dekade terakhir abad duapuluh, pendirian hotel terutama yg kecil meningkat secara drastis. Untuk pembandingan, sistem penilaian sudah diperkenalkan satu hingga lima bintang juga tingkatan melati di negara Indonesia yang lebih murah.

karawang

Karawang, adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten bekasi Kabupaten ini luas wilayah 1.737,53 km2, dengan jumlah penduduk sekitar 2.125.234 jiwa (data sensus 2010) yang berarti kabupaten ini berkepadatan 1.223 jiwa per km2., serta termasuk lokasi banyak pabrik dan berbagai aktivitas industri lainnya. Toponomi dan juga sejarah Toponimi Kata karawang muncul dalam Naskah Bujangga Manik sejak akhir abad ke-15 atau diawal abad ke-16. Bujangga Manik menulis sebagai berikut: ("leteng karang ti Karawang, leteng susuh ti Malayu, pamuat aki puhawang. Dipinangan pinang tiwi, pinang tiwi ngubu cai") Didalam bahasa Sunda, karawang berarti "penuh dengan lubang". Boleh jadi didaerah Karawang pada zaman dulu banyak didapati lubang. Cornelis de Houtman, orang dari Belanda pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Jawa, pada th 1596 menuliskan bahwa ada suatu tempat yang namanya Karawang Di tengah jalan antara Jayakarta dan pemanukan, di sebuah tanjung terletak Karawang. Meskipun terdapat sumber sejarah primer yaitu Naskah Bujangga Manik dan juga catatan dari Cornelis de Houtman yang menyebutk kata Karawang, ada sebagian yang menyebutnya Kerawang ada juga yang menyebut Krawang sebagaiman yang ditulis dalam buku Miracle sight West Java yang diterbitkan di Provinsi Jawa Barat. R. Tjetjep Soepriadi pada buku Sejarah Karawang. berspekulasi tentang asal mula kata karawang, pertama ada kemungkinan berasal dari kata karawaan yang berarti bahwa daerah ini terdapat banyak rawa-rawa, dibuktikan dengan cukup banyak daerah yang memakai kata rawa di depannya seperti, Rawa monyet, Rawa gabus, Rawa Merta dan lain-lain; selain itu berasal dari katakera dan uang yang mengandung arti bahwa daerah ini dahulu merupakan habitat monyet yang kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang; serta istilah serapan yang berasal daribahasa Belanda seperti caravan dan lainnya.

gunung dempo

Gunung Dempo pagaralam gunung yang memiliki ketinggian 3159 mdpl terletak di perbatasan provinsi bengkulu dan provinsi sumatera selatan. Untuk dapat mencapai desa terdekat, terlebih dahulu harus ke kota Pagar Alam, sekitar 7 jam perjalanan darat dari kota Palembang. dari palembang, ibukota Sumatera Selatan ini banyak tersedia bus ke arah kota Pagar Alam. Atau jika dari Jakarta, sebelumnya bisa menumpang bus jurusan padang atau bengkulu, dan turun di kabupaten Lahat. Daerah Pagar Alam, memang sesuai dgn namanya, kota ini memang dikelilingi oleh pegunungan dan Bukit Barisan, yang tertinggi dari barisan nya adalah Gunung Dempo. Gunung dempo memang sangat indah dan menjulang tegak menggapai langit nan biru jika dilihat di pagi hari. Oleh karena itu memang sangat tepat bila bermalam dulu di kota pagaralam, disini masih banyak tersedia hotel atau losmen, berkisar Rp. 20.000 semalam. Budaya kota yg sudah berbaur dari berbagai macam suku baik pendatang ataupun asli menciptakan suatu kedamaian yang tidak bisa diperoleh di kota-kota besar. Dari terminal daerah Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/angkot untuk ke Pabrik Teh PTPN III berjarak sekitar 15km dari terminal. Dengan meminta bantuan sopir angkot, mobil angkot carteran tersebut akan membawa pengunjung ke desa terdekat dari kaki gunung, yang memakan waktu sekitar 20menit, dikarenakan jalannya cukup terjal dan berkelok dengan melewati indahnya hamparan kebun teh nan hijau. Jalur untuk menuju ke puncak gunung inipun sudah cukup jelas dan bahkan pada hari-hari biasa masih banyak orang desa yang sengaja mendaki puncak baik untuk mencari kayu panjang umur ataupun sekedar berhiking. Sebelum kebun teh terdapat kebun kopi, namun didaerah ini jarang di temukan kopi luwak, karena daerah ini sudah banyak permukiman warga pagaralam, Kebun Teh Gunung Dempo walaupun gunung ini sangat tinggi, namun air jernih yang ada disini terdapat hingga setengah perjalanan ke puncak gunung ini hingga para pendaki tidak khawatir soal kehabisan air minum selama dalam perjalanan. Sungai kecil yang cukup jernih, mengalir pada perbatasan hutan pertanda telah mulai memasuki kawasan hutan yang ditumbuhi oleh tumbuhan yang mirip seperti yang di dapati pada gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Di Jalan setapak penuh dgn akar-akar yang melintang, tampak kemiringan lereng cukup curam untuk memeras keringat. Tidak terdapat tanda-tanda khusus, keadaan hutannya hampir homogen dan cukup hening. Empat hingga lima jam kemudian, akan memasuki kawasan denganvegetasi tumbuhan dan pohon rendah dan semakin tinggi saemakin rendah, beberapa kawasan agak terbuka, pemandangan pun menjadi lebih luas. Gunung Dempo mempunyai dua puncak satunya bernama Puncak Api. Menjelang puncak pertama namanya Dempo merupakan dataran masif, Puncak pertamanya ditumbuhi tanaman rendah mirip perdu. Dari puncak pertama tersebut turun ke lembah yang diapit dua puncak pertama juga puncak utama. Dilembah inilah terdapat mata air yang mengalir di sini. Hanya saja airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin disebabkan pengaruh rembesan dari belerang. Pendakian untuk kepuncak utama tidaklah terlalu sulit. Lerengnya terdiri atas kerikil dan bebatuan dengan kemiringan lereng sekitar 40°, sangat stabil untuk didaki. Puncak utamanya gunung Dempo (3158 m), terdapat kawah gunung berapi yang masih bergejolak berdiameter lebih kurang seratus meter persegi. Dinding kawahnya sangat terjal dan tidak mungkin dapat dituruni tanpa menggunakan tali temali. Pemandangan dari puncak sangat mengasyikan. Selain kawahnya memberikan kesan tersendiri, tampak pula terhamparan provinsi Bengkulu dan Lautan Hindia dengan hamparan lembah sunyi dan hening. Perjalanan turunnya hanya memakan waktu dua jam. Jika kemalaman bisa menginap di kampung IV, dengan terlebih dahulu meminta izin kepala keamanan di sana.

liwa

Liwa ialah nama ibu kota kabupaten diLampung Barat provinsi Lampung RI. Sebuah daerah hujan yang berada di pegunungan dan Bukit Barisan Selatan. Liwa terletak pada jalan simpang yang menghubungkan ketiga provinsi Lampung, sumatera selatan dan Bengkulu. Di sebelah selatannya, berbatasan dengan pekon, Kembahang kecamatan Batubrak, sedangkan di sebelah timurnya berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, di sebelah baratnya dgn pekon Tanjungkemala, kec Pesisir Tengah dan juga TNBBS, di sebelah utaranya dengan pekon Tanjungraya, kec Sukau. Pekon Liwa yg meliputi satu marga yaitu Marga Liwa dan satu kecamatan yaitu Kecamatan Balik Bukit terdiri dari duabelas pekon atau kelurahan: pasar liwaw, Padangcahya, kubuprahu, Way Mengaku, Sebarus, Way Empulau, gunung sugih, Ulu Watas, Padangdalom, Bahway, Sedampah Indah dan sukarami.
Posisinya yang strategis sehingga Pemilihan Liwa sebagai ibu kota Kab Lampung Barat memang sangat tepat. Ada Beberapa alasan memperkuat pernyataan tersebut. Pertama, tempatnya cukup strategis karena berada di wilayah tengah-tengah Lampung Barat, sehingga untuk melakukan pengawasan terhadap semua daerah Lampung Barat oleh pemerintah kabupatennya akan relatif efektif.
Kedua, Liwa termasuk persimpangan lalu lintas jalan darat dari berbagai arah: bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung sendiri. Rutenya yaitu dari Bandar Lampung melalui Gunungsugih - Kotabumi dan Bukitkemuning memasuki Liwa. Dari Liwa, jika belok kekanan arah utara, arah menuju Kotabatu, kota kecil di tepi Danau Ranau untuk seterusnya dapat dilanjutkan perjalanan ke Palembang dan baturaja. Sedangkan jika belok ke kiri arah barat, menuju Krui, kota dan pelabuhan Lampung Barat di pantai barat Lampung. Dari tempat ini, menyelusuri kawasan pantai barat ke arah utara, dapat melanjutkan perjalanan ke provinsi Bengkulu. Tapi jika ingin memilih menelusuri kawasan pantai barat ke arah selatan, dapat tembus ke Kotaagung, Kab Tanggamas Kondisi alamnya Terletak di daerah pegunungan dengan hawanya cukup sejuk dan panoramanya yang indah seluas lebih kurang 3.300 hektar,
Liwa merupakan eksotisme bagi para pencinta alam. Liwa mencakup beberapa kelurahan yg dikelilingi hijaunya bukit. Dari kejauhan, tampak kebiruan Gunung Pesagi, yang merupakan gunung tertinggi di daerah Lampung (2.262 m dpl), menambah indahnya kota. Sejak zaman dulu, Liwa sangat terkenal sebagai pemukiman yang cukup menyenangkan, aman, dan damai bagi setiap orang. Orang Belanda pada masa Kolonial dizaman dahulu pun memanfaatkan kota liwa sebagai tempat liburan, bersantai dan beristirahat. bangunan peninggalan bangsa Belanda sebetulnya masih utuh sebelum terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala Richter menghantam kota tersebut, pada tgl15-2-1994. Saat ini, beberapa peninggalan bangsa Belanda masih bisa kita lihat diantaranya tangsi yang sekarang menjadi Kantor Kepolisian Sektor Balik Bukit dan pesanggrahan. Tentang asal mulanya nama Liwa, menurut cerita, berasal dari kata "meli iwa" yang artinya beli ikan. Konon dahulu Liwa merupakan daerah yang cukup subur, persawahan yang cukup luas, sehingga hasil dari pertaniannya melimpah. Liwa juga merupakan nama salah satu marga dari delapan empat marga di kawasan Lampung way robok, Way Setiwang, dan Way Sindalapai yang mengaliri wilayah liwa merupakan sumber dari kekayaan daerah ini. Ditambah pula, dengan penduduk yang masih sangat jarang sehingga membuat masyarakat didaerah ini menjadi sejahtera dan makmur. Di daerah ini dahulunya terdapat bendungan- bendungan ikan, hingga terkenal daerah ini penghasil ikan. Hampir setiap yang datang dari dan ke tempat ini jika ditanya sewaktu ketemu di jalan: "dari mana?" atau "mau ke mana?" selalu dijawab: "Jak/aga mit meli iwa" (hendak/dari membeli ikan). Lama-lama jawaban tersebut berubah dengan sendirinya menjdi "mit meli iwa". karena diucapkan secara cepat sehingga kedengarannya seperti "mit liwa". Hingga, akhirnya daerah ini mereka beri nama Liwa.
Kalau saja jawaban mereka jika di tanya mau ke mana lalu di jawab mau beli kopi luwak atau jual kopi luwak mungkin namanya lain lagi. Jika di kontekskan dengan sekarang, Liwa memang kawasan yang menjadi tempat pertemuan ikan tawar dari daerah danau ranau dan ikan laut dari Krui di tepian Samudra Hindia, dan ikan tawar lainnya dari sawah dan sungai. Potensi budayanya Di samping mempunyai potensi alamiah seperti perikanan, pertanian, kehutanan, perkebunan, pariwisata, dan juga pertambangan, Liwa juga banyak menyimpan sejarah budaya. Dari Beberapa kebiasaan (budaya-tradisi) yang masih bisa ditemui di Liwa, diantaranya upacara-upacara adat seperti nayuh, nyambai, bediom, sunatan, sekura, tradisi sastra lisan (seperti wayak, segata, hahiwang, dll), buhimpun, butetah, dan berbagai upacara adat yang lainnya. Potensi wisatanya memiliki tempat wisata cukup menarik, di antaranya Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, air terjun Kubuperahu, yang termasuk sebagian kecil wilayahnya, Pulau Dewa di desa Jejawi, dan Prasasti Hujung Langit di Bawang, suasana sejuk karena alam yang masih sangat hijau, dan adat-istiadat setempat.

 

kopi luwak © 2012 Pagaralam | Sumatera selatan Gourmet coffee - Kopi luwak - Robusta