cara penjajian kopi luwak




hotel

Hotel konon berasal dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut semenjak akhir abad ketujuhbelas. Hostel atau hotel bermakna, "tempat penampungan untuk pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia makanan dan pondokan untuk umum". Jadi, pada awalnya hotel memang dibuat untuk melayani masyarakat. Tak aneh jika di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dizaman dulunya mirip dengan pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya pengguna jasa, layanan makan dan inap ini mulailah meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut biaya. Sementara itu bangunan dan juga kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa supaya membuat tamu betah. Walupun demikian, selama bertahun-tahun standar layanan hotel tidak banyak berubah. Hingga pada tahun 1793, ketika City Hotel dibangun di cikal bakal diwilayah kota New York. City Hotel itulah menjadi pelopor pembangunan sebuah penginapan gaya baru yang sangat fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tidak hanya mementingkan letaknya yang strategis. Tetapi juga pemikiran bahwa hotel adalah tempat istirahat yang cukup mumpuni. Jadi, tidak ada salahnya didirikan di tepi kota. Setelah itu, bermunculan hotel-hotel legendaris baru seperti Tremont House (Boston, th 1829) yang puluhan tahun dianggap salah satu tempat paling top di negara Amerika Serikat (AS). Tremont juga bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di kota New York, pada tahun 1836. Waktu itu, hotel modern sangat identik dengan perkembangan lalu lintas dan juga tempat beristirahat. Ketika pembangunan jaringan kereta api tengah gencar-gencarnya, hampir di setiap perhentian (stasiun) ada bangunan hotel. Kamar-kamar Hotel Renaissance Ohio Maksudnya jelas untuk mengakomodasi orang-orang yg baru saja bepergian dgn kereta api. Karena dimasa itu naik kereta api cukup melelahkan, hotel-hotel pun "dipersenjatai" dengan berbagai hiburan pelepas penat. Hotel-hotel jenis ini, diembeli-embeli dgn kata "transit", karena memang ditujukan untuk para musafir. Seiring dgn perkembangan teknologi dan semakin luasnya jangkauan angkutan darat (apalagi setelah ditemukannya kendaraan bermotor), dikawasan sekitar rel kereta api tidak lagi menarik minat para investor. Orang-orang kemudian lebih memilih jalan- jalan pakai mobil daripada kereta. Kepopuleran hotel transit akhirnya tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan dari kata "motor hotel" yang sama artinya dengan tempat peristirahatan bagi para pengendara kendaraan bermotor. Hotel kapsul di kota Osaka, Jepang. Kejayaan motel tidak berlangsung lama. Seiring semakin pesatnya perkembangan kota, berakhir pulalah era motel. Terutama dikarenakan letaknya yang agak di pinggiran kota dan fasilitasnya yang kalah bagusnya dengan hotel di setiap pusat kota. Kalaupun terpaksa untuk bermalam di kawasan pinggiran, motel mesti bersaing dgn hotel resort, yang tumbuh di tempat- tempat peristirahatan. Selain hotel dan resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era tahun 1990-an tidak kalah hebatnya. Sebut saja extended-stay hotel, khusus untuk tamu yang memerlukan tempat menginap setidaknya lima malam. Sedangkan para pelaku bisnis yang mesti bernegosiasi di negri atau kampung orang, dapat mencari hotel apartment. Di Amerika, ada dua jenis hotel jenis ini berkembang sangat pesat. Di Indonesia sendiri, kata hotel selalu dikonotasikan sebuah bangunan penginapan yang mahal. Pada Umumnya di negara Indonesia dikenal hotel berbintang, hotel melati yang tarifnya terjangkau tapi hanya menyediakan tempat sarapan pagi dan menginap, serta guest house baik yg dikelola sebagai usaha swasta (sebagaimana halnya hotel melati) atau mess yg dikelola oleh perusahaan untuk tempat menginap para tamu yg ada kaitannya dgn kegiatan atau pun urusan perusahaan. Klasifikasi kualitas dan biaya hotel biasanya berdasarkan jangkauan dan juga tipe pelayanan yg tersedia. Dikarenakan kenaikan besar- besaran dalamturisme seluruh dunia, selama dekade terakhir abad duapuluh, pendirian hotel terutama yg kecil meningkat secara drastis. Untuk pembandingan, sistem penilaian sudah diperkenalkan satu hingga lima bintang juga tingkatan melati di negara Indonesia yang lebih murah.

karawang

Karawang, adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten bekasi Kabupaten ini luas wilayah 1.737,53 km2, dengan jumlah penduduk sekitar 2.125.234 jiwa (data sensus 2010) yang berarti kabupaten ini berkepadatan 1.223 jiwa per km2., serta termasuk lokasi banyak pabrik dan berbagai aktivitas industri lainnya. Toponomi dan juga sejarah Toponimi Kata karawang muncul dalam Naskah Bujangga Manik sejak akhir abad ke-15 atau diawal abad ke-16. Bujangga Manik menulis sebagai berikut: ("leteng karang ti Karawang, leteng susuh ti Malayu, pamuat aki puhawang. Dipinangan pinang tiwi, pinang tiwi ngubu cai") Didalam bahasa Sunda, karawang berarti "penuh dengan lubang". Boleh jadi didaerah Karawang pada zaman dulu banyak didapati lubang. Cornelis de Houtman, orang dari Belanda pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Jawa, pada th 1596 menuliskan bahwa ada suatu tempat yang namanya Karawang Di tengah jalan antara Jayakarta dan pemanukan, di sebuah tanjung terletak Karawang. Meskipun terdapat sumber sejarah primer yaitu Naskah Bujangga Manik dan juga catatan dari Cornelis de Houtman yang menyebutk kata Karawang, ada sebagian yang menyebutnya Kerawang ada juga yang menyebut Krawang sebagaiman yang ditulis dalam buku Miracle sight West Java yang diterbitkan di Provinsi Jawa Barat. R. Tjetjep Soepriadi pada buku Sejarah Karawang. berspekulasi tentang asal mula kata karawang, pertama ada kemungkinan berasal dari kata karawaan yang berarti bahwa daerah ini terdapat banyak rawa-rawa, dibuktikan dengan cukup banyak daerah yang memakai kata rawa di depannya seperti, Rawa monyet, Rawa gabus, Rawa Merta dan lain-lain; selain itu berasal dari katakera dan uang yang mengandung arti bahwa daerah ini dahulu merupakan habitat monyet yang kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang; serta istilah serapan yang berasal daribahasa Belanda seperti caravan dan lainnya.

gunung dempo

Gunung Dempo pagaralam gunung yang memiliki ketinggian 3159 mdpl terletak di perbatasan provinsi bengkulu dan provinsi sumatera selatan. Untuk dapat mencapai desa terdekat, terlebih dahulu harus ke kota Pagar Alam, sekitar 7 jam perjalanan darat dari kota Palembang. dari palembang, ibukota Sumatera Selatan ini banyak tersedia bus ke arah kota Pagar Alam. Atau jika dari Jakarta, sebelumnya bisa menumpang bus jurusan padang atau bengkulu, dan turun di kabupaten Lahat. Daerah Pagar Alam, memang sesuai dgn namanya, kota ini memang dikelilingi oleh pegunungan dan Bukit Barisan, yang tertinggi dari barisan nya adalah Gunung Dempo. Gunung dempo memang sangat indah dan menjulang tegak menggapai langit nan biru jika dilihat di pagi hari. Oleh karena itu memang sangat tepat bila bermalam dulu di kota pagaralam, disini masih banyak tersedia hotel atau losmen, berkisar Rp. 20.000 semalam. Budaya kota yg sudah berbaur dari berbagai macam suku baik pendatang ataupun asli menciptakan suatu kedamaian yang tidak bisa diperoleh di kota-kota besar. Dari terminal daerah Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/angkot untuk ke Pabrik Teh PTPN III berjarak sekitar 15km dari terminal. Dengan meminta bantuan sopir angkot, mobil angkot carteran tersebut akan membawa pengunjung ke desa terdekat dari kaki gunung, yang memakan waktu sekitar 20menit, dikarenakan jalannya cukup terjal dan berkelok dengan melewati indahnya hamparan kebun teh nan hijau. Jalur untuk menuju ke puncak gunung inipun sudah cukup jelas dan bahkan pada hari-hari biasa masih banyak orang desa yang sengaja mendaki puncak baik untuk mencari kayu panjang umur ataupun sekedar berhiking. Sebelum kebun teh terdapat kebun kopi, namun didaerah ini jarang di temukan kopi luwak, karena daerah ini sudah banyak permukiman warga pagaralam, Kebun Teh Gunung Dempo walaupun gunung ini sangat tinggi, namun air jernih yang ada disini terdapat hingga setengah perjalanan ke puncak gunung ini hingga para pendaki tidak khawatir soal kehabisan air minum selama dalam perjalanan. Sungai kecil yang cukup jernih, mengalir pada perbatasan hutan pertanda telah mulai memasuki kawasan hutan yang ditumbuhi oleh tumbuhan yang mirip seperti yang di dapati pada gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Di Jalan setapak penuh dgn akar-akar yang melintang, tampak kemiringan lereng cukup curam untuk memeras keringat. Tidak terdapat tanda-tanda khusus, keadaan hutannya hampir homogen dan cukup hening. Empat hingga lima jam kemudian, akan memasuki kawasan denganvegetasi tumbuhan dan pohon rendah dan semakin tinggi saemakin rendah, beberapa kawasan agak terbuka, pemandangan pun menjadi lebih luas. Gunung Dempo mempunyai dua puncak satunya bernama Puncak Api. Menjelang puncak pertama namanya Dempo merupakan dataran masif, Puncak pertamanya ditumbuhi tanaman rendah mirip perdu. Dari puncak pertama tersebut turun ke lembah yang diapit dua puncak pertama juga puncak utama. Dilembah inilah terdapat mata air yang mengalir di sini. Hanya saja airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin disebabkan pengaruh rembesan dari belerang. Pendakian untuk kepuncak utama tidaklah terlalu sulit. Lerengnya terdiri atas kerikil dan bebatuan dengan kemiringan lereng sekitar 40°, sangat stabil untuk didaki. Puncak utamanya gunung Dempo (3158 m), terdapat kawah gunung berapi yang masih bergejolak berdiameter lebih kurang seratus meter persegi. Dinding kawahnya sangat terjal dan tidak mungkin dapat dituruni tanpa menggunakan tali temali. Pemandangan dari puncak sangat mengasyikan. Selain kawahnya memberikan kesan tersendiri, tampak pula terhamparan provinsi Bengkulu dan Lautan Hindia dengan hamparan lembah sunyi dan hening. Perjalanan turunnya hanya memakan waktu dua jam. Jika kemalaman bisa menginap di kampung IV, dengan terlebih dahulu meminta izin kepala keamanan di sana.

liwa

Liwa ialah nama ibu kota kabupaten diLampung Barat provinsi Lampung RI. Sebuah daerah hujan yang berada di pegunungan dan Bukit Barisan Selatan. Liwa terletak pada jalan simpang yang menghubungkan ketiga provinsi Lampung, sumatera selatan dan Bengkulu. Di sebelah selatannya, berbatasan dengan pekon, Kembahang kecamatan Batubrak, sedangkan di sebelah timurnya berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, di sebelah baratnya dgn pekon Tanjungkemala, kec Pesisir Tengah dan juga TNBBS, di sebelah utaranya dengan pekon Tanjungraya, kec Sukau. Pekon Liwa yg meliputi satu marga yaitu Marga Liwa dan satu kecamatan yaitu Kecamatan Balik Bukit terdiri dari duabelas pekon atau kelurahan: pasar liwaw, Padangcahya, kubuprahu, Way Mengaku, Sebarus, Way Empulau, gunung sugih, Ulu Watas, Padangdalom, Bahway, Sedampah Indah dan sukarami.
Posisinya yang strategis sehingga Pemilihan Liwa sebagai ibu kota Kab Lampung Barat memang sangat tepat. Ada Beberapa alasan memperkuat pernyataan tersebut. Pertama, tempatnya cukup strategis karena berada di wilayah tengah-tengah Lampung Barat, sehingga untuk melakukan pengawasan terhadap semua daerah Lampung Barat oleh pemerintah kabupatennya akan relatif efektif.
Kedua, Liwa termasuk persimpangan lalu lintas jalan darat dari berbagai arah: bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung sendiri. Rutenya yaitu dari Bandar Lampung melalui Gunungsugih - Kotabumi dan Bukitkemuning memasuki Liwa. Dari Liwa, jika belok kekanan arah utara, arah menuju Kotabatu, kota kecil di tepi Danau Ranau untuk seterusnya dapat dilanjutkan perjalanan ke Palembang dan baturaja. Sedangkan jika belok ke kiri arah barat, menuju Krui, kota dan pelabuhan Lampung Barat di pantai barat Lampung. Dari tempat ini, menyelusuri kawasan pantai barat ke arah utara, dapat melanjutkan perjalanan ke provinsi Bengkulu. Tapi jika ingin memilih menelusuri kawasan pantai barat ke arah selatan, dapat tembus ke Kotaagung, Kab Tanggamas Kondisi alamnya Terletak di daerah pegunungan dengan hawanya cukup sejuk dan panoramanya yang indah seluas lebih kurang 3.300 hektar,
Liwa merupakan eksotisme bagi para pencinta alam. Liwa mencakup beberapa kelurahan yg dikelilingi hijaunya bukit. Dari kejauhan, tampak kebiruan Gunung Pesagi, yang merupakan gunung tertinggi di daerah Lampung (2.262 m dpl), menambah indahnya kota. Sejak zaman dulu, Liwa sangat terkenal sebagai pemukiman yang cukup menyenangkan, aman, dan damai bagi setiap orang. Orang Belanda pada masa Kolonial dizaman dahulu pun memanfaatkan kota liwa sebagai tempat liburan, bersantai dan beristirahat. bangunan peninggalan bangsa Belanda sebetulnya masih utuh sebelum terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala Richter menghantam kota tersebut, pada tgl15-2-1994. Saat ini, beberapa peninggalan bangsa Belanda masih bisa kita lihat diantaranya tangsi yang sekarang menjadi Kantor Kepolisian Sektor Balik Bukit dan pesanggrahan. Tentang asal mulanya nama Liwa, menurut cerita, berasal dari kata "meli iwa" yang artinya beli ikan. Konon dahulu Liwa merupakan daerah yang cukup subur, persawahan yang cukup luas, sehingga hasil dari pertaniannya melimpah. Liwa juga merupakan nama salah satu marga dari delapan empat marga di kawasan Lampung way robok, Way Setiwang, dan Way Sindalapai yang mengaliri wilayah liwa merupakan sumber dari kekayaan daerah ini. Ditambah pula, dengan penduduk yang masih sangat jarang sehingga membuat masyarakat didaerah ini menjadi sejahtera dan makmur. Di daerah ini dahulunya terdapat bendungan- bendungan ikan, hingga terkenal daerah ini penghasil ikan. Hampir setiap yang datang dari dan ke tempat ini jika ditanya sewaktu ketemu di jalan: "dari mana?" atau "mau ke mana?" selalu dijawab: "Jak/aga mit meli iwa" (hendak/dari membeli ikan). Lama-lama jawaban tersebut berubah dengan sendirinya menjdi "mit meli iwa". karena diucapkan secara cepat sehingga kedengarannya seperti "mit liwa". Hingga, akhirnya daerah ini mereka beri nama Liwa.
Kalau saja jawaban mereka jika di tanya mau ke mana lalu di jawab mau beli kopi luwak atau jual kopi luwak mungkin namanya lain lagi. Jika di kontekskan dengan sekarang, Liwa memang kawasan yang menjadi tempat pertemuan ikan tawar dari daerah danau ranau dan ikan laut dari Krui di tepian Samudra Hindia, dan ikan tawar lainnya dari sawah dan sungai. Potensi budayanya Di samping mempunyai potensi alamiah seperti perikanan, pertanian, kehutanan, perkebunan, pariwisata, dan juga pertambangan, Liwa juga banyak menyimpan sejarah budaya. Dari Beberapa kebiasaan (budaya-tradisi) yang masih bisa ditemui di Liwa, diantaranya upacara-upacara adat seperti nayuh, nyambai, bediom, sunatan, sekura, tradisi sastra lisan (seperti wayak, segata, hahiwang, dll), buhimpun, butetah, dan berbagai upacara adat yang lainnya. Potensi wisatanya memiliki tempat wisata cukup menarik, di antaranya Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, air terjun Kubuperahu, yang termasuk sebagian kecil wilayahnya, Pulau Dewa di desa Jejawi, dan Prasasti Hujung Langit di Bawang, suasana sejuk karena alam yang masih sangat hijau, dan adat-istiadat setempat.

sumatera

Sumatera (Sumatra) merupakan pulau ke-6 terbesar didunia yang terletak di wilayah Indonesia, pulau ini termasuk salasatu penghasil kopi terbesar di indonesia yang banyak menghasilkan kopi luwak alami karena masih banyak terdapat hewan luwak liar. luasnya 443.065,8 km2. Dengan Jumlah Penduduknya sekitar 52.210.926 (sensus 2010). Pulau sumatra dikenal juga dengan nama lain yaitu Pulau andalas, Percha, atau Suwarnadwipa dalam bahasa Sanskerta, yang berarti "pulau emas".
Dalam Prasasti Padang Roco th 1286 terpahat swarnnabhūmi berarti "tanah emas" dan bhūmi mālayu atau Tanah Melayu sebutan dari pulau ini. Berikiutnya didalam naskah Negarakertagama dari abad keempatbelas juga kembali menyebutkan "Bumi Malayu" sebagai sebutan pulau ini. Etimologi Asal dari nama Sumatera awalnya dari keberadaaan sebuah Kerajaan Samudera yang terletak di pesisir timur Aceh. Berawal dari kunjungan Ibnu Batutah, sang petualang berasal dari Maroko ke negeri tersebut pada th 1345, ia melafalkan Samudera menjadi Samatrah, lalu kemudian menjadi Sumatera atau Sumatra, lalu nama ini tercantum pada peta-peta diabad ke-16 buatan bangsa Portugis, agar dirujuk pada pulau ini, hingga dikenal meluas sampai saat ini. Nama asli Sumatra, sebagaimana tertulis dalam sumber-sumber sejarah ataupun cerita-cerita dari rakyat, adalah Pulau Emas. Istilah Pulau Ameh, berarti pulau emas dalam bahasa minangkabau, terdapat dalam cerita Cindua Mato dari Minangkabau. Sedangkan Dalam cerita rakyat diLampung tercantum nama tanoh mas untuk sebutan pulau Sumatra. Seorang musafir asal Cina yang bernama I-tsing th634 hingga 713, yang selam bertahun-tahun menetap di Sriwijaya atau kota Palembang sekarang diabad ke-7, ia menyebut Sumatera dgn nama chin-chou yang artinya negeri emas. Pada berbagai prasasti, Sumatera dalam bahasa Sanskerta di sebut dengan istilah: Suwarnadwipa atau pulau emas dan juga Suwarnabhumi berarti tanah emas. Nama-nama tersebut sudah digunakan dalam naskah-naskah bangsa India sebelum Masehi. Naskah Buddha termasuk yang paling tua, Kitab Jataka, mengisahkan para pelaut India menyeberangi Teluk Benggala menuju Suwarnabhumi. Pada cerita Ramayana dikisahkan tentang pencarian Dewi Sinta, seorang istri Rama yg diculik oleh Rahwana, dibawa ke Suwarnadwipa. Para musafir dari Arab menyebut Sumatera dengan sebutan "Serendib", transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, seorang ahli geografi Persia yg berkunjung ke Sriwijaya th 1030, mengatakan bahwa kerajaan Sriwijaya letaknya di pulau Suwarandib. Tetapi ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dgn Srilangka, yg tidak pernah disebut Suwarnadwipa. bangsa Yunani purba, Sumatra sudah dikenal dgn nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah gunakan oleh Klaudios Ptolemaios, seorang ahli geografi dari Yunani diabad ke-2 Masehi, tepatnya th 165, ketika ia menguraikan kawasan Asia Tenggara didalam karyanya Geographike Hyphegesis.
Ptolemaios menuliskan bahwa di pulau Taprobana terdapat sebuah negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudnya adalah Barus di pantai barat pulau Sumatera, yang dikenal sejak zaman purba sebagai daerah penghasil kapur barus. Dari zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah telah mendatangi Nusantara, terutama pulau Sumatera. Selain mencari emas, mereka juga mencari kapur barus (Dryobalanops aromatica) dan kemenyan (Styrax sumatrana) yang waktu itu hanya ada di pulau Sumatera.
Sebaliknya, para pedagang Nusantara juga sudah menjajakan komoditinya hingga ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi. Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja- raja), fasal 9, diterangkan bahwa Nabi Sulaiman alaihissalam raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yg menjadi bawahannya. Emas tersebut didapatkan dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal Nabi Sulaiman berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya”. Banyak ahli sejarah berpendapat bahwa negeri Ophir terletak di Sumatera (Gunung Ophir diPasaman Barat, Sumatera Barat yg kini bernama Gunung Talamau?). Perlu dicatat, kota Tirus adalah pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menuliskan Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi yang didapat dari seorang pedagang Tirus yg bernama Marinus. Dan banyak petualang dari Eropa diabad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke pulau Sumatera dengan anggapan di sanal letak negeri Ofir Nabi Sulaiman a.s. Samudera menjadi Sumatera Kata yang pertama menyebutkan nama Sumatra asalnya dari gelar seorang raja Sriwijaya Haji (raja) Sumatrabhumi ("Raja tanah Sumatra"), berdasarkan berita dari China ia mengirimkan utusan ke China pada th 1017. Pendapat yang lain menyebut nama Sumatera asalnya dari nama Samudera, kerajaan di Aceh diabad ke-13 dan abad ke-14. Para musafir asal Eropa dari abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk sebutan seluruh pulau. Sama halnya dgn Kalimantan yg disebut Borneo, dari nama Brunai, wilayah bagian utara pulau itu yg mula-mula didatangi bangsa Eropa. Demikian juga pulau Lombok sebelumnya bernama Selaparang, sedangkan Lombok merupakan nama kawasan di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi oleh pelaut Portugis.

cdi mobil

Cdi mobil
kopi luwak
Ada dua jenis cdi mobil, ada yang mesti mngganti delko cdi dan ada yang langsung di pasang di delko aslinya bawaan mobil yang masih menggunakan platina, harga cdi platina berkisar Rp.150.000,- sedangkan cdi mobil dari harga Rp.100.000,- hingga Rp.500.000,-
Ciri kerusakan cdi mobil biasanya berawal mobil susah nyala, lama kelamaan mobil sudah benar-benar tidak dapat nyala, untuk memastikan nya bisa di cek api pada kabel koil, biasanya kerusakan pada cdi tidak keluar api sama sekali, cdi mobil biasanya di pasang di dalam delko, sehingga jika terjadi kerusakan mesti diganti dengan cdi yang sama, namun sebenarnya meskipun tidak sama tetap bisa di pasang, jika lobang nya berbeda maka cdi pengganti mesti di pasang di luar delko, hanya saja mesti menambah kabel, ketika saya mengalami kerusakan cdi saya tidak mendapatkan cdi yang sama persis, akhirnya saya coba pakai cdi mobil jenis lain, dan ternyata tidak dapat di pasang di dalam delko, harganya cuma Rp.100.000,- tapi meskipun harganya murah sampai sekarang masih ok, bahkan meskipun hanya cdi murahan berjalan pulang pergi pagaralam palembang tidak ada masalah, padahal jarak yang di tempuh 7 hingga 8 jam, awalnya saya meragukan untuk berjalan sejauh itu, makanya cdi tersebut saya pasang pendingin plat aluminium supaya tidak terlalu panas,
Cdi mobil sebenarnya berbeda dengan cdi sepeda motor, dari cara pemasangan nya sudah berbeda, kalau cdi sepeda motor ground coil nempel pada body sepeda motor, sedangkan cdi mobil ground coil terhubung ke cdi, dan terhubung ke rpm untuk jenis rpm digital,.
Karena saya hanya sekedar berbagi pengalaman di sini saya tidak mengerti istilah-istilah nya yang tepat, namun karena saya dulunya hobynya di bidang elektronika maka untuk hal semacam ini meskipun saya tidak mengenal istilah-istilah nya tetapi pekerjaan seperti ini tentu saja dapat saya kerjakan sendiri, dan memang dari dulu saya selalu ingin tau dan berusaha menyelesaikan kesulitan dengan cara sendiri, 13 tahun yang lalu saya pernah beli sepeda motor yamaha twin yang di beli teman saya dari luar pagaralam, karena sepeda motor tersebut suku cadangnya sudah sulit di temukan, maka setiap di bawa ke bengkel selalu di tolak, akhirnya timbul keinginan untuk memperbaiki sendiri, alhasil sepeda motor tersebut dapat di gunakan kembali, saat itu yang bermasalah hanya bagian pengapian nya saja, spul nya saya robah sendiri, dan platina juga saya ganti dengan platina yang banyak tersedia di pasar, namun saya harus membuat dudukan yang lain, karena berbeda dengan yang sebelum nya,
Nah kesimpulan dari article ini adalah, setiap kesulitan itu akan selalu ada jalan keluarnya, yang penting kita mau berusaha, setidaknya kita harus banyak membaca, sekarang ini cukup banyak di internet pelajaran yang bermanfaat bagi kita semua.

pekanbaru

pekanbaru adalah kota terbesar di provensi riau dan merupakan ibukota provensi riau. Kota tersebut merupakan kota jasa dan perdagangan, termasuk sebagai kota dgn tingkat pertumbuhan, urbanisasi dan migrasi yang tinggi. Pekanbaru memiliki satu bandara internasional, yaitu Bandara Sultan Syarif Kasim dua, dan juga memliliki terminal bus terminal antar kota antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta 2 pelabuhan kapal di Sungai Siak, yaitu sungai duku dan Pelita Pantai. Sekarang ini Kota Pekanbaru tengah berkembang pesat menjadi kota dagang yg multi-etnik, keberagaman tersebut telah menjadi modal sosial dalam rangka mencapai kepentingan bersama guna dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Sejarah Sultan Siak beserta Dewan Menteri dan Kadi Siak th 1888 Perkembangan kota pekanbaru awalnya tak lepas dari pada fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi dalam rangka mendistribusikan hasil bumi dari plosok dan dataran tinggi Minangkabau ke kawasan pesisir Selat Malaka. Diabad ke-18, kawasan Senapelan ditepian Sungai Siak, menjadi sebuah pasar (pekan) para pedagang dari dataran tinggi Minang. Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut berkembang hingga menjadi pemukiman yg ramai.
Pada tgl 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah Dewan Menteri Kesultanan Siak, yg terdiri dari datuk keempat suku Minangkabau (Limapuluh, Tanah Datar, pesisir, dan Kampar), wilayah ini dinamakan Pekanbaru, lalu dikemudian hari diperingati sebagai hari jadinya.
Pekanbaru menjadi salasatu bagian distrik dari Kesultanan Siak. Tapi pada th 1931, Pekanbaru dimasukkan kewilayah Kampar Kiri yang diketuai oleh seorang controleur yg berkedudukan di pekanbaru dan berstatus landschap hingga tahun1940. Lalu menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri hingga tahun 1942. Sesudah pendudukan Jepang pada tgl 8 Maret 1942, Pekanbaru dipimpin oleh seorang gubernur militer yg disebut gokung. Selepas kemerdekaan negara Indonesia, berdasarkan Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tgl17 Mei 1946 Nomor 103, kota ini dijadikan daerah otonom yg disebut Kotapraja. Kemudian tgl 19 Maret 1956, berdasarkan UU No. 8 Tahun 1956 Republik Indonesia, Pekanbaru menjadi daerah otonom kota kecil dilingkungan Provinsi Sumatera Tengah. Berikutnya sejak tgl 9 Agustus 1957 berdasarkan UU Darurat No. 19 Th 1957 Republik Indonesia, Pekanbaru masuk kewilayah Provinsi Riau yg baru terbentuk. Pekanbaru resmi menjadi ibu kota Provinsi Riau tgl 20 Januari 1959 berdasarkan Kepmendagri nomor 52/I/44-25 awalnya yang menjadi ibu kota adalah Tanjung Pinang yang sekarang menjadi ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
Secara geografis kota Pekanbaru mempunyai posisi strategis berada dijalur Lintas Timur pulau Sumatera, terhubung dgn beberapa kota besar seperti padang, Medan, dan Jambi, dgn wilayah administratif, diapit oleh Kab Siak dibagian timur dan utara, sementara bagian selatan dan barat oleh Kabupaten Kampar. Kotanya dibelah Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan ketinggian berkisar antara 5 hingga 50 meter dpl. Kota tersebut beriklim tropis dgn suhu udara max berkisar 34.1 °C sampai 35.6 °C, dan suhu min berkisar antara 20.2 °C - 23.0 °C. Sebelum th 1960 Pekanbaru hanyalah sebuah kota dengan luas 16 km² lalu bertambah hingga menjadi 62.96 km² dengan dua kecamatan diantaranya kecamatan limapuluh dan kecamatan senaplelan. Berikutnya th1965 menjadi enam kecamatan, dan th 1987 menjadi delapan kecamatan dgn luas wilayahnya 446,50 km², setelah Pemerintah didaerah Kampar menyetujui menyerahkan sebagian wilayahnya untuk kepentingan perluasan wilayah Pekanbaru, yang selanjutnya ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah RI No. 19 Th 1987. Kemudian ditahun 2003 kecamatan kota ini dimekarkan menjadi duabelas kecamatan. Dengan 12 kecamatan sudah cukup untuk usaha kopi luwak bagi yang bisa memenfaatkannya, kalau di setiap kecamatan bikin warung kopi luwak artinya sudah punya 12 warung kopi luwak.
Kependudukan dan Suasana perayaan th baru Imlek di kota ini Komposisi etnis di Kotanya Etnis Jumlah (%) Tionghoa 7,0 Melayu 26,10 Jawa 15,70 Batak 10,8 Minangkabau 37,70 Lain-lain 3,3 Sumber: Bappeda th2008 Sejak th 2010, Pekanbaru sudah menjadi kota ke-3 berpenduduk terbanyak di Sumatera, setelah Palembang dan medan. Laju pertumbuhan ekonominya yang pesat, menjadi pendorong pertumbuhan penduduknya. Etnis Minangkabau adalah masyarakat terbesar dgn jumlah berkisar 37,96% dari total penduduk kotanya. Mereka pada umumnya bekerja sebagai pedagang dan profesional. Jumlahnya yang cukup besar, telah menjadikan Bahasa Minangkabau sebagai salah satu bahasa pergaulan yang pakai oleh penduduk dikota Pekanbaru selain Bahasa Bahasa Indonesia atau melayu. Selain itu, etnis yang mempunyai proporsi cukup besar ialah Melayu, Batak jawa, dan Tionghoa. Perpindahan ibu kota Prov Riau dari Tanjungpinang ke Pekanbaru th 1959, memiliki andil menempatkan orang Melayu mendominasi struktur birokrasi pemerintahan dikota, tetapi sejak th 2002 hegemoni mereka berkurang seiring dgn berdirinya Provinsi Kep Riau dari pemekaran Prov Riau. Masyarakat Jawa pada awalnya banyak didatangkan sebagaipetani dimasa pendudukan Jepang.

 

kopi luwak © 2012 Pagaralam | Sumatera selatan Gourmet coffee - Kopi luwak - Robusta